Sekilas Informasi :
Home » » Sejarah Desa Sudimampir

Sejarah Desa Sudimampir

Kamis, 05 Juni 2014 | 0 komentar


 
SEJARAH DESA SUDIMAMPIR
 Berawal dari adanya salah satu pendatang bernama Syekh Gagamg Aking berasal dari desa Gebang Cirebon. Syekh Gagang Aking mempunyai gelar ki Geden adalah seorang penganut kesultanan Cirebon, pada waktu itu beliau sebagai ki Geden di desa Gebang Cirebon.

Beliau menganggap bahwa pemerintahan sultan Cirebon dicemari oleh politik belanda. Maka beliau merasa dirinya kurang setuju atau tidak cocok dan merasa terjajah oleh belanda. Maka mudurlah beliau meninggalkan anak dan istri pergi berjalan memasuki hutan penjalin dan membuat sebuah tempat dan menanamkan sebuah tanaman pohon pilang dan tempat tersebut diberi nama "PILANG".

Setelah sekian lama Syekh Gagang Aking pergi meninggalkan anak dan istri, sang istri merasa kangeng dan ingin tahu keberadaannya dan kabar kepastiannya apakah masih hidup atau sudah mati. Akhirnya berkesimpulan untuk mencari keberadaannya. Berangkatlah tiga orang yaitu istrinya yang bernama Nyi Khasanah, putrinya yang bernama Nyi Ratna dan santrinya yang bernama Syekh Rosad. Akhirnya kemudian ditemukanlah di sebuah tempat dimana Syekh Gagang Aking membuat sebuah tempat yang bernama Pilang. Karena mereka kangen mereka saling berpelukan. Kemudian mereka membuat sebuah tempat baru yang bernama pagebangan karena mereka berasal dari Gebang dan membuat pondok pesantren di wilayah tersebut. Pesantren tersebut kedatangan dua orang bernama Abdul Muhyi dan Lestari (sebagai santri). Beberapa waktu kemudian pesantre tersebut kedatangan tamu dari kesultanan Cirebon dan di perintahkan untuk menghadiri undangan karena ada hal penting. Karena Syekh Gagang Aking sudah tua, maka beliau menyuruh santrinya yang bernama Abdul Muhyi untuk menghadap sultan Cirebon.
 
Dalam perjalanannya sang santri di bekali dua macam perbekalan yaitu: berupa merang satu gedeng dan berupa pusaka jenis tombak. Sepulangnya Abdul Muhyi diberi nama oleh gurunya dengan nama Nampa Subaya, karena dianggap sebagai penangkal bahaya, dan sekaligus dinikahkan dengan putrinya yang bernama Ratna Pengasih. Setelah Nampa Subaya dan Ratna Pengasih jadi suami istri, Lestari merasa iri hati, kemudian Lestari pulang ke Bagelen datang ke tempat orang tua Abdul Muhyi dan memberi tahu orang tuanya bahwa anaknya disana bukanlah mencari ilmu melainkan hanya mencari wanita dan dilaporkan pula bahwa Abdul Muhyi sudah menikah dengan anak gurunya dan sudah pula berganti nama dengan nama Nampa Subaya. Dengan adanya kabar tersebut, bapaknya marah dan memerintahkan putrinya yang bernama Labda Kuria untuk mencari (menyusuli) kakaknya sampai ketemu dengan petunjuk dari Lestari bahwa Abdul Muhyi ada di pesantren.

Dalam pencariannya, Labda Kuria merasa kelelahan dan berhenti istirahat di dalam hutan penjalin, sambil istipahat dia menengok ke arah barat dan melihat orang yang sedang membuat sumur dan ternyata orang tersebut adalah kakaknya yang sedang di cari. Maka bertemulah antara adik dan kakak. Kemudian adiknya dibawa ketempat istrinya, sambil istirahat kakaknya berbicara kepadanya bahwa dia sudah menikah dengan Ratna Pengasih dan dia juga berganti nama Nampa Subaya. Kemudian adiknya (Labda Kuria) berkata bahwa dirinya tidak mau pulang ke Bagelen dan mau ikut sama kakaknya sampai akhir hayat. Mendengar perkataan adiknya, akhirnya Nampa Subaya punya pikiran untuk berangkat dengan adiknya menuju tempat sumur alas penjalin dimana awal pertemuan kakak beradik tersebut. Kemudian disana melakukan/membuat lokasi/babad hutan dan disana pula Nampa Subaya dan Labda Kuria membagi hasil lahan/hasil babadnya. Karena kakaknya ikhlas dan adiknya sudi untuk mampir ke tempat kakaknya, maka jadilah nama Sudimampir dan menjadi nama sebuah desa. Dan nama Nampa Subaya sekarang dijadikan nama koperasi di desa Sudimampir.

POTENSI DESA SUDIMAMPIR
ü  Potensi sumber daya manusia masyarakat Sudimampir mayoritas sebagai petani dengan variatif padi, perkebunan dll.
ü  kebanyakan penduduk Sudimampir sebagai tenaga kerja keluar negeri.
ü  Sudimampir punya asset religi, yaitu terdapat pesantren sebagai pencetak manusia muslim berkualitas dan SDM yang siap pakai.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Anda Menuju baitullah

Sahabat Anda Menuju baitullah
Rabbani Tour
 
Support : Al-Ishlah Tajug | Alumni 2008 | Master Blog
Copyright © 2014. Brilliant graduate association - All Rights Reserved
Ajang Silaturahmi Para Alumni |Al-Ishlah Tajug
Proudly powered by Blogger